Menurut laporan sciencenet Amerika Serikat, para ilmuwan pertama kali melihat dan menggambarkan kilat yang terjadi pada awan jamur abu gunung berapi yang sedang disemburkan oleh letusan gunung berapi.
Ketika gunung berapi Redoubt di Alaska pada bulan Januari tahun ini akan meletus, sebuah tim memasang seperangkat alat yang disebut “Array Pemetaan Kilat” untuk memantau debu dan gas yang disemburkan oleh gunung berapi, untuk melihat apakah dalam awan debu volkanis yang disemburkan oleh gunung berapai terjadi badai petir. Hasilnya ilmuwan menemukan bahwa ketika gunung berapi Redoubt pada 22 Maret mulai meletus menghasilkan banyak kilat.
Dalam letusan gunung berapi Redoubt kali ini, ilmuwan menggunaan array menggambarkan ribuan potongan kilat yang terjadi oleh sebuah ledakan guntur, analisis telah mengungkapkan bagaimana kilat tersebut terjadi dan menyebar di awan debu volkanis. Ilmuwan mendapatkan banyak data dari letusan gunung berapi Redoubt, dapat lebih memahami susunan muatan listrik dalam debu awan volkanis, dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana elektrifikasi debu awan dapat terjadi, dan bagaimana evolusi dari waktu ke waktu.
Hasil penelitian terbaru ini dipublikasikan di majalah “Nature” edisi 9 April, mereka menemukan bahwa awan debu volkanis berputar seperti pusaran badai guntur, ini dapat membantu menjelaskan mengapa badai petir begitu dahsyat. Selain itu juga ditemukan sejumlah awan pusaran air dan badai debu yang dihasilkan oleh awan debu volkanis. Para ilmuwan berencana untuk membandingkan data pengamatan gunung berapi Redoubt dan data peledakan gunung berapi Chaiten, agar dapat lebih lanjut menjelajah misteri dari sebuah letusan gunung berapi.(erabaru.or.id)
Powered by
0 comments:
Post a Comment